Pendiri Perpat, Saparudin Muda |
BATAM KEPRIAKTUAL.COM: Terkait kejadian penganiayaan terhadap korban Isma yang terjadi di pujasera Litechk Bengkong, Selasa (27/2-2018) tengah malam. Pendiri Persatuan Pemuda Tempatan (PERPAT), Safaruddin Muda, menceritakan kronologis kejadianya.
Kata Saparudin Muda, kronologis kejadian yang ia dapat dari annggotanya di lapangan, berawal dari mereka (Pelaku) datang ke lokasi pujasera sekitar pukul 23:30 wib, dan mengaku dari Ikatan Pemuda Karya (IPK).
"Jumlah mereka ada 8 orang, salah satunya berkostum IPK. Setelah sampai dan mereka duduk, kemudian weather datang menyapanya, dan menawarkan mau pesan minum apa," kata Saparudin Muda di Lotte Mart, Rabu (28/2-2018).
Setelah ditawarkan minuman, lanjut Saparudin, mereka mengatakan tidak mau pesan minuman, bahkan mereka bilang, pingin pesan perempuan yang mau dilakukan hal yang senonoh dilokasi. Karena gelogatnya kurang menyenangkan, dan menakutkan, weather tadi mendatangi dan menyampaikan ke salah satu security. "Kebetulan anggota Security tersebut adalah anggota Perpat"
"Security pun mendatangi meja mereka, dan menyampaikan kepada mereka, jangan buat ribut disinilah. Kalau mau ribut diluar aja," ujarnya.
Dari bahasa itu, terang Safarudin, mereka yang 8 orang itu tidak terima, dan malah menanyakan, siapa yang membekingi disini (Pujasera). Korban tidak menjawab dan tidak menyebutkan bahwa dirinya bagian dari Perpat.
"Tidak terima dengan ucapan korban, korban kemudian didorong dan terjatuh, sehingga terjadilah saling lempar kursi antara yang 8 orang tadi dengan masyarakat yang ada disana," terang Saparudin.
Yang 8 orang ini, ungkap Saparudin, mengarah ke satu titik saja, makanya korban terluka parah. Ketika korban jatuh, mereka menginjak-injak kepala dan tubuh korban, hingga sampai mengeluarkan kotoran, lalu mereka meninggalkan Tempat Kejadian Perkara (TKP).
"Teman-teman disana langsung menyelamatkan korban, membawa ke Rumah Sakit Awal Bros. Karena uang kes tidak ada, korban kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK). Alhamdulilah, korban udah ditangani, tapi belum dilakukan operasi, besok baru di operasi, lukanya cukup parah," kata Saparudin Muda.
"Tadi jam 2, saya dan Ketua IPK Kepri, Andi Kusuma, dan Ketua IPK Kota Batam Hendrik Aritonang sudah berkomunikasi dengan baik, dan disaksikan oleh Kanit 4 Polresta Barelang," tuturnya kembali.
Ada tiga point yang disepakati tadi, kata Saparudin, yang pertama, Batam harus kondusif, kedua belah pihak saling menahan diri, jadi isu-isu miring terhadap Perpat dan IPK, kita kesampingkan dulu. Jangan karena oknum, sehingga orang yang tak bersalah ikut merasa disusahkan dengan kejadian-kejadian yang tidak kita inginkan.
Kemudian, yang Kedua, IPK Kepri dan Batam menawarkan menanggulangi biaya perobatan korban. "Kita tidak mau. Karena Perpat ini bukan saya sendiri dan masih ada pengurus-pengurus yang lain. Kami sepakat, kami yang menagani sendiri, berapapun biayanya, kami tanggung sendiri. Dan itu kami sepakati dengan mereka," ungkapnya.
Yang Ketiga, ungkapnya, terkait dengan kekerasan yang dilakukan oleh 8 orang anggota IPK, kita serahkan kepada pihak yang berwenang kepolisian, untuk melakukan tindakan seauai dengan hukum yang berlaku di Indonesia ini. "IPK lah yang menyerahkan mereka ke Polisi. Inti ketiga point itu, kita sepakat," pungkasnya.
(al/Kepriaktual.com)
Posting Komentar