Burung Kacer yang Mati Dimasukkan ke dalam kantong Plastik |
BATAM KEPRIAKTUAL.Com: Kantor Pelayanan Umum Bea dan Cukai tipe B Batam melalui Kasi Bimbingan Kepatuhan dan Layanan Informasi (BKLI) BC Batam, Ferdinan Ginting, mengatakan, 4.280 burung Kacer yang disita pada tanggal 20 Juli lalu sudah mati seluruhnya, bukan "raib", Selasa (1/8-2017).
"Burung Kacer yang disita oleh BC Batam bulan lalu, bukan raib seperti yang sudah diberitakan media. Sejak burung disita, sebagian sudah mati, kemudian bertambah lagi matinya,"ujar Ferdinan Ginting diruang kerjanya.
Ia juga menambahkan, sehari setelah Tim Patroli BC Batam menangkap kapal speed boot yang mengangkut ribuan burung. Burung sudah pada banyak yang mati, sekitar seribuan ekor, dan semakin bertambah.
"Pas burung tersebut di sita, sekitar seribu ekor sudah mati, dan makin bertambah. Kemudian pihak Bea Cukai Batam mengambil langkah menyerahkan burung ke pihak Karantina Batam. Karantina tidak ada penangkalan, tapi mereka punya inisiatif memasuki ke penangkalan swasta,"terangnya.
Lebih lanjutnya ia menerangkan, kan pihak Karantina yang tau, dan yang ahlinya dalam hewan. Mereka (Karantina Batam) yang menunjukkan tempat penangkalan yang ada di Batam Center sebelah Pom Bensin KDA, dan itu biaya makananya Rp 5 juta/hari untuk 4.280 ekor burung.
"Pihak Karantina hanya menunjukkan saja. Terkait penyerahan, mereka yang menolaknya secara lisan. Kalau tidak ada diserahkan, kenapa Karantina menunjukkan tempat penangkalan,"terangnya.
"Intinya burung itu mati semuanya, ada berita acaranya dan ada tempat penguburan burung tersebut, yang dikuburkan di perumahan Bea dan Cukai Batam. Kami juga sudah melakukan upaya penanganan sesuai dengan SOP yang ada, bukan kami membiarkanya. Lokasi terbatas, akibat semakin banyaknya yang mati,"jelasnya kembali.
(Red/Kepriaktual.com)
Posting Komentar