Kantor BPS Kab. Natuna |
Sosialisasi sinergisme data
penyusunan publikasi Natuna Dalam Angka (NDA) dihadiri oleh Wakil Bupati
Natuna, Camat, Lurah, Kepala Desa dan OPD terkait.
Dalam kesempatan itu, Wakil
Bupati Natuna, Ngesti Yuni Suprapti mengucapakan terima kasih atas adanya
diskusi Natuna Dalam Angka (NDA). Sebab dengan adanya focus discussion mengenai
data kemiskinan Natuna tahun 2017, akan dicari solusi untuk menentukan data
akurat mengenai warga miskin.
Diakui Ngesti, dalam
menentukan data warga miskin ini, ada beberapa permasalahan muncul, terutama
adanya jumlah data dari OPD yang tidak sama, dalam menentukan warga miskin.
Salah satu contoh, mengenai
kartu KKS, kartu KIS dan kartu KIP. Ada di antara anak-anak yang masih
pendidikan khususnya mendapatkan kartu KIP, akan tetapi orang tuanya tidak
terdapatar atau memiliki kartu KKS.
Begitu juga sebaliknya, ada
orang tua memiliki kartu KKS tetapi
anaknya tidak mendapatkan kartu KIP, persoalan ini menurut Ngesti persoalan
ini, harus disingkronkan. Sehinga anak-anak yang termasuk atau mendapatkan kartu KIP atau kartu KIS itu
orang tuanya yang memiliki kartu KKS.
"Maka dari itu, saya menginginkan adanya
singkronisasi anatara dinas terkait dengan BPS, sebab standarisasi setiap
daerah itu berbeda-berbeda", ungkap Ngesti.
Selain itu, peran aktif
aparatur ditingkat bawah sangat diharapkan mulai dari, Kades, Camat serta pihak
Kelurahan harus lebih aktif dalam hal pendataan.
"Saya berharap peran dari kades, camat serta kelurahan
harus ambil andil dalam pendataan, sebab mereka yang tau betul kondisi
dilapangan. Sehinga data-data yang kita peroleh ini betul-betul tepat saran,
jangan sampai terjadi salah penunjukan atau salah dalam medata", pinta
Ngesti.
Dalam hal pendataan ulang
warga, Ngesti sangat berharap dilakukan secara objektif, karena pendataan ulang
hanya dilakukan tiga tahun sekali. BPS mungkin bisa memberi perubahan besar
bagi penerima data kemiskinan, karena faktor-faktor tertentu. Maka dari itu,
Wabup Ngesti menginginkan ada yang mengupdate data setiap tahun, karena
permasalahan tersebut, selalu dinamis dalam kehidupan.
"Mudah-mudahan dalam sosialisasi ini, terjalin
koordinasi baik antara BPS dan OPD-OPD yang ada. Khususnya Dinas Sosial, harus
selalu aktif karena dinas sosial merupakan salah satu rujukan dalam penyaluran
baantuan kepada masyarakat", terang Ngesti.
Pada kesempatan sama Kepala
BPS Natuna, Drs Bustami memaparkan data yang dikumpulkan oleh BPS merupakan
data sekunder dari semua OPD kabupaten Natuna. Baik itu dari intansi vartikal
maupun dari Dinas pelaksanaan pemerintahan seperti Pertamina, PLN dan Bank.
Data tersebut, sangat diperlukan untuk evaluasi rencana pembangunan didaerah.
"Kita telah mengumpul data ini dari bulan Januari
2017 sampai sekarang, namun ada beberapa data hingga kini belum sampai, baik
itu dari OPD maupun intasi vartikal", terangnya.
Pada kesempatan diskusi
sinergisme data penyusunan publikasi Natuna Dalam Angka (NDA). Diharapkan
betul-betul bisa dimanpaatkan data yang masuk menjadi acuan untuk perencanaan
pembangunan dan evaluasi kedepan.
Untuk itu, pada kesempatan
tersebut, Bustami ingin menjelaskan duduk persoalan data kemiskinan yang akan
dipergunakan dalam perencanaan pembangunan nasional dan pembangunan daerah.
"Kesempatan ini, murupakan waktu tepat untuk
mendudukkan persoalan tentang data warga natuna agar tidak terjadi tumpang tindih
dalam angka", tuturnya.
(Don/Kepriaktual.com)
Posting Komentar