Warga Kecamatan Ungar Tolak Keras Kehadiran KIP Timah yang Beroperasi di Perairan Gading dan Lubuk

Spanduk Penolakan Keras PT KIP Timah. 

KUNDUR KEPRIAKTUAL.COM: Warga Kecamatan Ungar menolak keras atas keberadaan Kapal Isap Produksi Timah (KIP) swasta yang melakukan kegiatan tambang timah di perairan laut Gading dan Lubuk.

Penolakan keras yang di lakukan warga  Ungar dengan cara memasang sepanduk di areal dermaga plabuhan Alai Kecamatan Ungar, Mabupaten Karimun.

Sepanduk yang di pasang bertuliskan    “Ada Apa Negeri Ini, Maling Teriak Maling, Ada Tambang Di Negeri Kami, Rakyat Kecil Jadi Penonton Di Daerahnya Sendiri, Kemana Pejabat Dan Petinggi Negeri Ini”

Spanduk penolakan, tersebar di beberapa plabuhan dan bibir pantai di wilayah kelurahan Alai, Desa sungai buluh dan Desa Batu Limau.

Di Kutip dari media kundur news hasil kompirmasi Camat Ungar, Suzandra, melalui Setcam Ungar, Fahman Zakya, mengatakan, sepanduk yang terpasang merupakan bentuk protes masyarakat ungar kepada kapal KIP Tambang Timah yang saat ini beroperasi di perairan laut Lubuk dan Gading. Daikatakan Fahman, penambangan memang tidak diketahui pihak Kecamatan.

“Kami pihak kecamatan tidak tau, Kami coba koordinasi sama camat juga tak tau. Tiba-tiba ada penambangan,” kata Fahman, saat di temui di ruang kerjanya Rabu  (29/12/2021).

"Pihak Kecamatan telahpun menyurati pihak perusahaan, hari ini Rabu, pihak perusahaan akan dipertemukan dengan masyarakat Ungar, ujar Fahman

KIP yang beroperasi di laut Gading dan Lubuk, tidak diketahui nama kapal tersebut. Kapal beroperasi sudah seminggu yang lalu.

Pihak perusahaan pun telah membagi-bagikan uang ke nelayan, per orangnya mendapat Rp 416.000,-

Di samping itu, Kepala Desa Batu Limau, Zazali, mengungkapkan hal serupa, pihak desa tidak mendapat pemberitahuan resmi terkait penambangan tersebut.

“Kami semua desa dan Lurah di Ungar ini tak ada yang tau ada kapal isap timah beroperasi. Cuma dengar kabar pihak nelayan bagi-bagi duit dari kapal isap,” kata Zazali.

Salah satu warga Ungar saat ditemui mengatakan, pihaknya ingin mengetahui peran pemerintah daerah khusunya Pemerintah Kabupaten Karimun atas penambangan kapal perusak ekosystem tersebut, yang masuk ke wilayah mereka tanpa sosialiasi.

“Kami ingin jelas status kapal isap tersebut, yang masuk tanpa sosialisasi,” ujar Bob Hendri, salahsatu warga yang berkumpul di Kantor camat ungar

Ahmad Yahya
Tags


Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator sebagaimana diatur dalam UU ITE. #MariBijakBerkomentar.



Posting Komentar

[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.