Ketuan AJO Indinesia, Rival Achmad Labbaika Alhasni. |
Sebulan resmi menyatakan NOL kasus CoronaVirus China kembali konfirmasi kasus Corona Baru di Wuhan
Konfirmasi dari negeri asalnya CoronaVirus (Covid19) dari NOL kasus kemudian muncul kasus baru yang diumumkan pada hari minggu (10/5/2020) ini sebaiknya bisa disikapi dan dijadikan sebagai Pilot Project untuk negara kita.
“Nol kasus dan muncul belasan kasus baru”
1. Apakah kasus baru ini disebabkan oleh adanya sisa Pasien yg belum terdeteksi kemudian kembali menjadi carier atau pembawa infeksi ke yg lain.
2. Bagaimana cara mengambil kebijakan yg tepat untuk kembali “New Normal”.
3. Bagaimana kebijakan terkait tatanan prosedur hidup sehat, bersosialisasi dan bermasyarakat dalam situasi pandemi Coronavirus yg sampai saat ini diketahui belum ada penemuan Vaksin yang dapat dikatakan ampuh untuk mencegah atau mengobati pasien positif Corona jika kita akhirnya menetapkan kelonggaran kebijakan dan mencoba untuk “New Normal”
4. Harus ada konsep jelas dalam langkah mengambil kebijakan untuk bertahan dalam penetapan PSBB dengan segala problematika dari hulu ke hilir yang masih jauh dari kata sempurna ini, kebijakan PSBB pun akhirnya akan menyebabkan rontoknya roda perekonomian, dampak gelombang PHK yang besar, kemudian memunculkan tingkat pengangguran dan meroketnya angka kemiskinan yang tinggi. Dan itu sangat bertolak belakang dengan mimpi indah revolusi industri 4.0 di era abad milenial ini.
5. Membuka kelonggaran kebijakan PSBB pun pemerintah harus bisa mengambil sikap yang tegas dengan prosedur tetap (pro tap) atau SOP yang benar2 dalam pengawasan tinggi dengan cara melibatkan banyak pihak.
Konfirmasi China dengan adanya pasien Covid19 baru setelah sebulan menyatakan diri bersih dari CoronaVirus harus dijadikan pembelajaran penting yang harus dinilai dari berbagai aspek keilmuan dan bukan hanya sekedar informasi yang sekenanya untuk dibaca.
“Kita harus ingat hanya CoronaVirus lah yg mampu menghentikan dan membubarkan pelaku Demonstrasi selama hampir 7 bulan yang menyudutkan pemerintahan Negeri Komunis itu. Kita sama-sama tahu bahkan Bandara Hongkong lumpuh dan mampu dikuasai para pendemo.
Dan Hanya dengan tidak perlu menemukan Vaksin CoronaVirus yang akhirnya akan mampu meniadakan Demo dan berkumpulnya massa di negara manapun terkait kebijakan apa pun”.
Dan hanya dengan CoronaVirus maka negara seperti Indonesia dan beberapa negara di belahan Asia lainnya pun termasuk beberapa negara di Benua Amerika, Afrika dan Eropa akan mati perlahan secara perekonomiannya.
Entah disadari atau tak disadari CoronaVirus (Covid19). Selain masalah darurat kesehatan, kemudian akan berdampak pada seluruh aspek kehidupan masyarakat yang saat ini dengan nyata berdampak pada nilai ekonomi yang telah terjun bebas kejurang, dan bukan tak mungkin nilai-nilai demokrasi dalam berbangsa dan bernegara pun mati suri.
Sebuah pepatah lama menyebutkan “Bagai Buah Simalakama Makan Mati Tak Makan Mati”
“Melihat terlalu dekat sudut pandang menjadi sempit, melihat terlalu jauh tak semua akan nampak”
Rival Achmad Labbaika Alhasni
Posting Komentar