Menelisik Modus Penyeludupan Motor Gede

Motor Gede. Dok. Amoi
BATAM KEPRIAKTUAL.COM: Semenjak PT. Mabua Motor Indonesia menyatakan diri tidak lagi memperpanjang keagenan Harley Davidson di Indonesia, sorotan para penggemar Harley Davidson dan Motor Gede (Moge) lainnya ditujukan ke arah Batam. 

Batam, harus diakui mampu menyediakan Moge baik dari jenis Harley Davidson maupun jenis lainnya dengan harga murah meriah dan bisa dikirim ke berbagai daerah. Tentunya dengan berbagai cara agar bisa mengakali agar tidak terkena aturan pemerintah terkait bea masuk plus pajak yang terkait importasi. Termasuk PPh 22 impor dengan nilai 7,5 % bisa dengan lihai dihindari.

Salah seorang pemain untuk mendatangkan moge ini ke Batam ternyata masih pria muda usia awal 30 an kelahiran Batam dengan inisial ST. ST juga adalah salah satu aktor dengan nama sesuai surat jalan dari kepolisian yang tidak tertangkap pada peristiwa penangkapan 12 Moge dari Batam di Siak 24 Juli 2017 lalu.

Ditelusuri melalui account Medsosnya, ST kerap berangkat ke Singapura untuk berburu kuda besi. Tidak hanya itu, ST juga melayani pemesanan untuk onderdil dan spare part berbagai jenis Moge. Mulai dari Moge seken sampai Moge terbaru bisa di sediakan ST yang juga ternyata salah satu pengurus klub motor di Batam.

Sebagaimana dalam salah satu account Media Sosialnya (Medsos), ST melakukan marketing untuk seorang klien yang menanyakan tentang centre paddock Ninja 250 cc dan cakram depan bandit ( sebutan untuk Moge tertentu ). Tidak lupa ST melampirkan tiket keberangkatan menuju ke Singapura dengan caption berburu kuda besi. Dalam postingan lain di account Medsosnya juga, ST menawarkan untuk bisa memiliki Honda Goldwing baru dengan instruksi yang berminat untuk melakukan PM ( personal message ).

Untuk mengirim barang- barang ini ke Batam , jelas menggunakan jalur laut. Untuk hal ini sudah bukan rahasia lagi hanya beberapa pemain yang sudah terbiasa yang mampu melakukan pengiriman barang jenis ini. Mereka umumnya jarang melewati pelabuhan tikus dan kerap menggunakan pelabuhan resmi seperti Sekupang dan Batu Ampar. Cara bergeraknya seperti sulap, abracadabra barang sudah ada di Batam.

Setiba di Batam, karena jelas masuk illegal maka sudah jelas tidak akan mungkin membuat surat surat  moge tersebut. Bagi para pemain moge, maka terkenal istilah dengan apa yang di sebut  STNK pembantu. Sebagian ada yang menyebut dengan STNK kloning. Maka kerap terjadi nama untuk sebuah Moge bisa menjadi dua nama pemilik. Umumnya plat yang di pergunakan adalah plat B karena plat ini sangat gampang untuk ditiru dan diakses karena system layanan informasi Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Polda Metro Jakarta Raya yang sudah berbasis online. Buka webnya, jiplak sikit sana- sini jadi dah STNK kloning, dan Moge terkesan barang dari Jakarta bukan dari Singapura.

Hal ini jelas terjadi pada dua unit motor yang ditangkap di Siak 27 Juli 2017 lalu. Selengkapnya dapat dibaca pada link berita kejoranews.com http://www.kejoranews.com/2017/08/terkait-12-moge-yang-ditangkap-polisi.html. Dua unit motor gede Harley Davidson dengan plat B ternyata tidak memiliki data sama sekali di Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jakarta Raya.  Kejadian ini juga membuktikan bahwa agenda touring ke luar kota adalah salah satu modus untuk mengirim moge ini keluar Batam.

ST sendiri sering ikut touring ke luar kota bersama sama dengan klub motornya. Bisa jadi ST juga sekalian touring sekalian mengantarkan barang pesanan. Licin ? jelas. Nama ST terdapat di empat surat jalan moge menuju Siak, tapi lolos tak tertangkap. Gantinya 4 ( empat ) orang pemuda yang namanya justru tidak ada di surat jalan.

Salah seorang importir dengan inisial Vr, ketika dikonfirmasi pada tanggal 09 Agustus 2017 kemarin melalui media dalam jaringan AMOI ( Asosiasi Media Online Indonesia ) menjawab dengan kalimat “ Mogenya kan sudah 2 – 3 Mg lalu…..dengar kawan2 coklat juga yg bawa….mereka touring…biasalah bang.” Demikian Vr menjawab kepada kru media jaringan AMOI.

Ketika dikejar dengan pertanyaan terkait informasi bahwa plat B Moge- Moge yang tertangkap di Siak tidak terdaftar di Korlantas Mabes, Vr menjawab dengan kalimat  “ biasa bang…jalurnya mereka2….kan sudah jalan dari dulu…..” demikian Vr menegaskan kepada kru media jaringan AMOI.

( Tim A )

Tags


Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator sebagaimana diatur dalam UU ITE. #MariBijakBerkomentar.



Posting Komentar

[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.