Bunguran Selatan Perlu Sistem Antisipasi dan Penanggulangan Kebakaran

Kepala Desa Cemaga Kecamatan Bunguran Selatan, Fiter Hadison.

NATUNA|KEPRIAKTUAL.COM: Wilayah Bunguran Selatan disebut rentan dengan kebakaran lantaran kondisinya yang panas dan tetumbuhan gampang terbakar.

Kepala Desa Cemaga, Kecamatan Bunguran Selatan, Fiter Hadison mengatakan, pembangunan secara umum di wilayah selatan Pulau Bunguran itu relatif berjalan baik. 

Kondisi sosial kemasyarakatan dan lingkungan di wilayah itu juga disebutnya cukup aman dan terkendali serta tindakan kriminal relatif tidak banyak.

"Alhamdulillah di tempat kami Desa Cemaga pembangunan cukup bagus. Desa-deda lain di Kecamatan Bunguran Selatan saya lihat juga begitu, kalaupun ada kegiatan yang dipending, kami dapat memakluminya karena kondisi anggaran," kata Kades Fiter Hadison di Ranai, Senin (7/2/2022).

Hanya saja terdapat satu problem lingkungan di wilayah Kecamatan Bunguran Selatan yang belum bisa diantisipasi dan ditanggulangi sampai saat ini.

"Kendala kami di sana ya itu cuma si jago merah itu saja, ini memang payah diatasi," sebutnya. 

Dikatakannya, problem api ini sejak dulu seringkali melanda wilayah Kecamatan Bunguran Selatan, terutama sekali pada saat terjadi musim panas.

Sehinhga wilayah itu disebutnya seperti berlangganan kebakaran setiap tahun karena kontur wilayah itu gampang sekali tebakar. Sehingga puntung rokok saja dapat menjadi penyebab dan pemicu terjadinya api besar yang dapat melalap puluhan hektare lahan.

"Dampak api ini kadang bukan hanya merugikan satu dua orang, tapi masyarakat umum juga terkena dampaknya sebab jaringan listrik kadang terganggu juga dengan api, meskipun kebakarannya kebanyakannya hanya melanda lahan kosong," terangnya. 

Dengan begitu Fiter menganggap perlu ada upaya lebih dari pemerintah dalam melakukan antisipasi dan penanggulangan terhadap api.

Ia meminta di wilayah Bunguran Selatan dapat distandbaykan satu sistem penanggulangan kebakaran agar begitu terjadi kebakaran langsung dapat ditangani.

"Sebab kalau api sudah besar payah memadamkannya, apalagi kalau lokasi kebakarannya di tengah hutan," tegasnya.

Ia mengaku, pernah ada di Pos Pemadam Kebakaran di wilayah itu, hanya saja beberapa tahun belakangan ini pos itu sudah tidak aktif lagi.

"Mungkin karena kemampuan anggaran belum sampai situ, maka tidak aktif lagi. Mudah-mudahan lah ditahun berikutnya bukan hanya pos, tapi fasilitas dan personil pemadam sekalian dapat di standbaykan di sana," harapnya.


(IK)

Tags


Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator sebagaimana diatur dalam UU ITE. #MariBijakBerkomentar.



Posting Komentar

[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.