STIKES Sehat Medan Prodi Keperawatan Adakan Kegiatan Peningkatan Status Kesehatan Penderita Diabetes Melitus

Foto Bersama Peserta STIKES Prodi D.III Sehat Medan

LANGKAT KEPRIAKTUAL.COM: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Prodi D.III Sehat Medan adakan Pengabdian di Desa Limbat, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Kegiatan Pengabdian tersebut, bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan penderita Diabetes Melitus. Dan peserta yang diikuti oleh 20 orang lanjut usia yang ada di Desa Sei Limbat.

Menurut Dosen Prodi D.III Keperawatan STIKES Sehat Medan Leli Herawati, Kepada KEPRIAKTUAL.COM melalui Whatshapnya mengatakan, Desa Sei Limbat merupakan Desa binaan STIKes Sehat Medan yang berada di Kabupaten Langkat, Kecamatan Selesai.

"Kegiatan Progam Senam Prolanis yang dilaksanakan di Balai Desa Sei Limbat Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat," ujaranya, Senin (06/12/2021). 

Kemudian, lanjutnya, kegiatan Senam Prolanis dilaksanakan 1 minggu sekali dengan tetap menjaga protokol kesehatan dimulai dari pemeriksaan kesehatan yaitu tekanan darah dan glukosa darah yang dilaksanakan.

"Dan latihan senam ini dipandu oleh Instruktur Senam dengan syarat kadar glukosa darah <100 mg/dL atau Tekanan Darah <90/60 dan harus mengkonsumsi karbohidrat terlebih dahulu dan bila>250 mg/dL atau Tekanan Darah >130/85 dianjurkan untuk menunda latihan," kata Leli Herawati.

Ditambahkan Leli, wajib melakukan kegiatan senam yang terdiri dari latihan pemanasan 30 menit, inti 20 menit dan pendinginan 10 menit dimana setiap selesai latihan diberikan jeda 10 menit untuk istirahat.

"Nah dari Hasil kegiatan ini membuahkan hasil bagi peserta bukan hanya untuk peningkatan kesehatan peserta juga sudah mendapatkan penghargaan Juara 1 dalam perlombaan Senam Lansia dan Prolanis tingkat Kabupaten Langkat," ujar Leli kembali.

Selain itu, kata Ketua Program Studi D.III Keperawatan STIKES Sehat Medan Wirda Faswita menjelaskan, hasil Riset Kesehatan Dasar khusus Provinsi Sumatera Utara tahun 2013, menunjukkan hasil prevalensi terdiagnosis Diabates Melitus pada umur 15 tahun yaitu sebesar 1,8 persen. 

Prevalensi tertinggi terdiagnosis Diabetes Melitus pada umur 15 tahun terdapat pada Kabupaten Deli Serdang sebesar 2,9 persen, Kota Medan yaitu sebesar 2,7 persen, Kota Pematang Siantar sebesar 2,2 persen, Kabupaten Asahan sebesar 2,1 persen dan Kota Gunung Sitoli sebesar 2,1 persen.

"Prevalensi terendah terdapat pada Kabupaten Mandailing Natal 0,3 persen.Prevalensi DM tertinggi berdasarkan jenis kelamin adalah perempuan sebesar 1,9 persen dan prevalensi pada laki-laki yaitu sebesar 1,6 persen  (Pusdatin, 2018)," jelas Wirda.

Lebih lanjut Wirda menambahkan, dari hasil penelitian yang dilakukan oleh (Hasfika et al, 2020) terdapat rata-rata penurunan KGD adalah 5,918 mq/dl dengan SD 11,549. Dan juga terdapat pengaruh senam prolanis dengan perubahan KGD dimana dari hasil p-value 0,001 - < 0,05.

"Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurayati & Adriani (2017) dimana penderita Diabetes Melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo kota Surabaya sebagian besar mempunyai aktivitas fisik rendah dengan kadar gula darah puasa tinggi sebanyak 30 orang dengan persentase sebesar 76,9 % dengan hasil uji statistik Spearman’s rho menunjukkan nilai p=0,000 yang mana hasil tersebut lebih kecil dari alfa (0,01) artinya terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan kadar gula darah puasa responden penderita Diabetes Melitus tipe 2," kata Wirda lagi.

Lanjutnya, saat ini penambahan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran ke luar wilayah Wuhan dan negara lain. Hingga 16 Februari 2020 lalu, secara global dilaporkan 51.857 kasus konfimasi di 25 negara dengan 1.669 kematian (CFR 3,2%) (Kementerian Kesehatan RI). Setidaknya dua jenis virus Corona yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). 

"Tanda dan gejala umum infeksi Covid-19 bisa menyebabkan  gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus Covid-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian (Kementerian Kesehatan RI)," kata Wirda.

Dan kemudian, latihan fisik ini, kata Wirda, merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan DM tipe 2. Program latihan fisik secara teratur dilakukan 3-5 menit per minggu, dengan jeda antar latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-turur. Kegiatan sehari-hari atau aktivitas sehari-hari bukan termasuk latihan fisik. (Perkeni,).

Selain itu Prolanis, adalah suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan Peserta, Fasilitas Kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.  

"Aktifitas dalam Prolanis meliputi aktifitas konsultasi medis/edukasi, Home Visit, Reminder, aktifitas klub dan pemantauan status kesehatan  (BPJS, 2014). Salah satu program yang dilaksanakan yaitu latihan fisik dalam bentuk senam baik senam kesegaran jasmani, senam diabetik dan senam lanjut usia," tutup Wirda Faswita. (MK)
Tags


Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator sebagaimana diatur dalam UU ITE. #MariBijakBerkomentar.



Posting Komentar

[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.