Menguji Kecerdasan Ansar Ahmad Membangkit Ekonomi Kepri (2) “Kepri Punya Apa dan Sektor Apa yang Mau Digerakkan?”

Cak Ta’in Komari

Catatan ini boleh jadi hanya menjadi dokumentasi kami hasil diskusi panjang minggu malam bersama sahabat saya, Mas Suharyono atau lebih dikenal dengan sebutan Yono Kadri. Saya ingin sedikit memperkenalkan siapa Mas Yono ini sehingga pendapat dan sarannya patut kita simak bersama. Berdarah Jawa Timur, Mas Yono lahir dan besar di Tanjungpinang. Putra dari Pak Kadri. Seorang polisi di Tanjungpinang. Mas Yono kuliah di Yogyakarta. Adik angkatan Daeng Rusnadi, mantan Bupati Natuna. Awalnya Mas Yono berbisnis di bidang travel dan dan wisata. Kurang survive. Bekalangan ternyata mendirikan perusahaan memproduksi speed boat cepat jenis RHIB (Rigid Hull Alumunium Boat) dan Inflatable Boat (perahu karet).

Bergerak dalam bidang maritime dengan memproduksi speed boat dan perahu karet untuk dalam dan luar negeri. Semua produk bermerek Zeta dan Sigma. Produknya sudah digunakan oleh lembaga TNI, Polri, Basarnas, LIPI, dll. Termasuk hampir semua pemerintah daerah, kecuali Kepri, Batam dan kabupaten/kota di Kepri lainnya. Indonesia umumnya, apalagi Kepri khususnya, selalu rawan terjadi bencana banjir sehingga peralatan speed boat dan perahu karet mutlak diperlukan. Anehnya Batam dan Kepri umumnya tidak satupun menggunakan produk putra daerah yang sudah go internasional tersebut. Zeta dan Sigma diproduksi PT. Hamtis Pratama yang beralamat di RE Martadinata Sekupang Batam.   

Produk putra daerah ini sudah dilirik oleh Singapura, Malaysia, Thailand, bahkan negara Eropa seperti Italy dan Perancis yang akan menjajaki kerja sama. Sayangnya perusahaan yang seharusnya bisa lebih banyak mempekerjakan tenaga kerja local itu akan dipindahkan pemiliknya ke luar negeri. Alasannya,  investasi di Batam yang kurang kondusif, dan mendekati pasar internasional karena minimnya order dari dalam negeri walaupun Indonesia adalah negara bahari. 

Catatan di atas itu hanya intromeso, supaya sedikit kita mengenal Mas Yono, karena dia bukanlah public figure. Tapi pemikiran dan gagasannya untuk bisnis dan ekonomi luar biasa. Mudah-mudahan Mos Yono berkenan untuk ditulis biografinya dalam waktu dekat. Putra Kepri yang cukup sukses dalam bisnis bidang marine yang bisa dijadikan motivasi bagi generasi muda Kepri lainnya. Bahwa sukses itu bisa diraih oleh siapa saja yang bekerja keras, telaten, dan mau belajar terus menerus. 

Itu juga sebagai pembuka catatan dari obrolan kami yang hampir semalaman itu. Wawasan dan pengetahuan yang tidak akan pernah saya dapatkan di bangku kuliah atau lembaga pendidikan manapun. Ketika membahas ekonomi dan industri di Kepri, Mas Yono langsung nyeletuk, “ Kepri punya apa dan sector mana yang mau digerakkan oleh Gubernur Ansar Ahmad untuk membangkitkan ekonomi?”

Ya Kepri punya potensi apa yang dapat dikembangkan untuk membangkitkan ekonomi dalam kondisi saat ini? Pertanian tidak mungkin karena membutuhkan lahan yang sangat luas, selain wilayah kepulauan punya kadar garam yang cukup tinggi sehingga tidak cocok untuk tanaman pangan. Itu kenapa program cetak sawah 3.000 hektar di Kabupaten Lingga tidak maksimal, kalau tidak boleh dibilang gagal. Potensi karena posisi yang strategis sebagai daerah berbatasan dengan negara Singapura dan Malaysia sudah mulai stag, dan tak berguna. Pulau Batam yang selama ini menjadi primadona pengembangan kawasan ekonomi dengan industrialisasi mengalami degradasi.

Kepri juga hampir tidak memiliki sumber daya alam yang bisa menunjang peningkatan pendapatan daerah dan negara. Pertambangan bauksit sudah hampir habis. Bekas kegiatan itu justru menimbulkan kerusakan alam. Karena perusahaan-perusahaan yang telah membayar jaminan reklamasi bekas tambang, dananya entah dikemanakan oleh pemerintah daerah. Justru saat ini menjadi tanda tanya besar ketika PT. Bintan Alumunium Indonesia di KEK Galang Bintan mendirikan smelter untuk pengelolaan biji bauksit di sana. Itu perusahaan dengan kapasitas sangat besar karena diperkirakan bisa mempekerjaan 20-an ribu karyawan. Dari mana saja suplai bahan bakunya? 

Industrialisasi hampir mustahil, kalau orientasinya mendatangkan investor perusahaan manufaktur. Kecuali perusahaan yang menghasilkan produk bertekhnologi tinggi. Kecuali perusahaan yang bisa leluasa merusak alam karena menghasilkan limbah berbahaya B3. Salah satu perusahaan daur ulang limbah (sampah) plastic. 

Infrastruktur semegah dan se-fantastis apapun itu tidak akan berguna untuk pergerakan ekonomi, kalau tidak memiliki orientasi yang jelas. Rencana pembangunan jembatan Batam – Bintan? Sektor ekonomi mana yang akan digerakkan kalau jembatan tersebut terwujud. Cuma memperlancar mobilisasi orang antar kedua pulau. Selama ini tidak ada masalah dengan fasilitas transportasi kapal feri, speed boat dan kapal roro untuk kendaraan. Kajian/studi ekonomi dan akademiknya sudah dibuat belum, sebagaimana pernah diminta Menteri Koordinator Bidang Maritime dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan beberapa bulan lalu?

Bisa dibayangkan anggaran untuk pembangunan jembatan Batam – Bintan yang mencapai angka Rp. 13 triliun. Itu lebih besar sama dengan 3 tahun total APBD Provinsi Kepri yang setiap tahun masih di bawah angka 4 triliun. Anggaran sebesar itu kalau memang ada dananya? Betapa sangat strategisnya dana  itu kalau dimanfaatkan untuk recovery ekonomi dan kehidupan masyarakat masa pandemic covid19 seperti sekarang ini. Gubernur Pemprov. Kepri harus tahu kebutuhan mendasar yang dibutuhkan oleh masyarakat. Harus tahu bagaimana menggerakkan kembali roda ekonomi yang kembang kempis. Dunia usaha juga yang perlu diberikan suntikan energy untuk bangkit. Tapi untuk itu semua, gubernur harus memiliki program yang jelas dan terukur. 

Satu-satunya potensi yang bisa dimanfaatkan mempercepat recovery ekonomi masyarakat adalah wilayah lautan Kepri yang mencapai 96 persen. Itu adalah kekayaan yang tidak memerlukan investasi dan modal besar. Semua orang tahu itu. Sejak dulu. Berkali-kali dibahas. Sejak jaman Gubernur Kepri pertama Ismeth Abdullah dilanjutkan Muhammad Sani bahkan telah merekrut mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Rukmin Dahuri sebagai staf ahli gubernur. Tapi sampai hari ini seolah lautan yang luas itu tidak menghasilkan apa-apa. Pertanyaannya bagaimana memanfaatkannya? 

Penulis pernah memberikan ilustrasi bagaimana seorang Gubernur Nevada, Brian Edward Sandoval, menarik investor perusahaan mobil listrik Amerika ‘Tesla’ masuk menanamkan modal puluhan triliun ke wilayahnya. Dia harus bersaing dengan gubernur-gubernur daerah lain yang juga ingin Tesla berinvestasi di wilayahnya. Sandoval memenangkan hati investor, karena dia berikan dan siapkan semua yang dibutuhkan Tesla tanpa diminta. Kita ingin Ansar Ahmad bergerak cepat memutar otak menghidupkan ekonomi Kepri.

Dua orientasi yang bisa digarap Ansar Ahmad sebagai Gubernur Kepri saat ini. Pertama memanfaatkan potensi laut yang luas itu dengan mendatangkan investor. Ikan di laut tidak perlu modal. Tidak perlu kasih makan. Tidak perlu memelihara. Tidak bisa juga ditahan untuk tidak pindah lintas wilayah negara. Itu harus dieksploitasi. Jangan hanya berpikir eksploitasi pasir laut semata. Kedua, recovery ekonomi masyarakat dengan pembinaan dan pengembangkan produk-produk UKM. Bagaimana industri rumah tangga berkembang dengan baik? Berkualitas dan mempunyai nilai jual untuk ekspor? Tanpa membuka akses pasar, pembinaan dan pengembangan UKM hanya lips service semata.

Kuncinya apa? Ansar Ahmad membuka diri berdiskusi, mencari masukan dari para ahli kelautan, masukan dunia usaha, masukan akademisi, dan berbagai pihak. Fokus pada persoalan mendasar yang dihadapi masyarakat Kepri. Bentuk tim yang teruji dan memiliki kapasitas untuk menyusun semua masukan menjadi program riil. Tim bisa berasal dari internal ASN atau dari eksternal, para akademisi. Seharusnya sih sudah bisa langsung dieksekusi karena sudah ada staf khusus gubernur yang diangkat dari awal pelantikan. Persoalannya kembali pada kapasitas dan kemampuan personal yang ada di dalamnya. Gubernur jangan terlalu asyik hanya dengan kegiatan seremonial dan rutinitas yang tidak produktif dan kreatif. Waktu 3 tahun ke depan akan berlalu sangat cepat. Itupun kalau Ansar Ahmad ingin menghasilkan prestasi yang fenomenal, bukan menjadi gubernur yang biasa-biasa saja. 

*** to be continue ***

KEPRIMAUJADIAPA?
SALAMBUTIRANPASIR

Oleh Cak Ta’in Komari
(mantan jurnalis dan mantan dosen UNRIKA Batam)
Tags ,


Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator sebagaimana diatur dalam UU ITE. #MariBijakBerkomentar.



Posting Komentar

[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.