Depo Peti Kemas di Kawasan Union Batu Ampar di Protes, Warga: Bisingnya Seperti Bom Meledak

Peti Kemas di Dekat Pemukiman Warga.

BATAM KEPRIAKTUAL.COM: Aktifitas bongkar muat ribuan Peti kemas (Kontainer) milik PT Laut Emas yang berada dikawasan industri Union, Kecamatan Batu Ampar, Kota Batam  resahkan warga Bengkong Polisi dan warga Bengkong Kartini, Kota Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (20/2/2021).

Pasalnya, keberadaan depo muat peti kemas yang tak jauh dari pemukiman warga setempat itu, nyaris 24 jam menimbulkan kebisingan kuat yang menganggu kenyamanan lingkungan dan kesehatan warga sekitar.

Salah seorang warga RT 003/RW 011 Bengkong Polisi, Widodo mengatakan bahwa keberadaan depo petikemas yang persis diseberang belakang rumahnya itu sudah ada sekitar 3 tahunan melakukan bongkar muat.

"Jadi jujur saja, bisingnya itu sangat luar biasa, sesekali terdengar seperti suara Bom yang meledak tepat dibelakang rumah. Artinya kebisingan ini sangat mengganggu istirahat keluarga saya khususnya," kata Widodo.

"Belum lagi dimalam hari saat mereka lembur sampai pukul 01.00 Wib dini hari, asli sama sekali kita tidak bisa tidur. ini cerita fakta apa adanya, bukan mengada-ada. Ya mohonlah kepada pihak-pihak terkait agar datang mensurvei lokasi ini apakah keberadaan depo peti kemas ini layak dekat ke pemukiman warga," pinta Widodo.

Sesekali keluarga Widodo hanya bisa mencuri waktu tidur disaat pekerja bongkar muat Kontainer itu tengah istirahat jam makan siang dan Magrib. Itupun tidak lebih dari satu jam. lalu disaat keluarganya sedang enak-enaknya tidur, tiba-tiba dibangunkan oleh suara dentuman keras.

"Siapa yang tidak kaget pak, tiba-tiba kita mendengar suara dentuman seperti bom meledak. Itu kondisi kita masih sehat. Apalagi saat kondisi kita sedang sakit yang layaknya membutuhkan istirahat total, apakah tidak terganggu?. Kalau mengidap penyakit jantung, artinya tinggal menunggu ajalnya saja," kesal Widodo.

Widodo menjelaskan, meskipun status tempat tinggalnya itu masih terbilang rumah liar (Ruli), tapi kita punya hak untuk hidup yang tenang. Sebab, sebelum depo peti kemas itu ada, 17 tahun sebelum itu, kita sudah lebih dahulu bermukim disini.

Parahnya lagi kata Widodo, ternyata bukan hanya kebisingan saja yang dirasakan, tapi getaran juga dirasakan keluarganya hingga mengakibatkan tembok rumahnya retak dari bawah hingga atas yang nyaris terbelah dua.

‘’Selain bising, getaran kuat juga kita rasakan. Akibatnya, tembok rumah saya retak belah dua. Kalau sudah terjadi seperi ini, lalu siapa yang bertanggungjawab. Lama kelamaan rumah saya ini akan roboh akibat daripada dampak pekerjaan bongkar muat Kontainer itu’’ kata Widodo sembari menunjukkan dinding temboknya itu.

Ditempat yang sama, Mariska juga mengeluhkan keberadaan depo petikemas yang juga tak jau dari tempat tinggalnya. ‘’hari-hari dirina juga mendengarkan suara kebisingan yang berasal dari bongkar muat ribuan kontainer itu. 

‘’Hari-hari warga sini mendengar kebisingan. Bahkan kita sudah sudah mulai terbiasa dengan adanya suara bising dan getaran itu. Namun jika saat kita sedang sakit, disitu kita pastinya sangat terganggu. Tapi apa boleh buat. Kita hanya bisa pasrah saja. Tuhan itu maha adil," kata wanita paruh baya itu.

Terpisah, sebelumnya Bernauli, warga Bengkong Polisi pernah mengatakan bahwa semenjak kehadiran perusahaan tersebut dinding tempat ia tinggal menjadi retak dan sempat terjadi longsor kecil.

"Suara keributan aktivitasnya itu sampai membuat retak dinding, terkadang getaran nya sampai terasa," ucapnya.

Permasalahan yang terjadi antara warga dan perusahaan pemilik depo peti kemas tersebut sudah terjadi sejak 2018, hanya saja pemerintah tidak pernah merespon keluhan warga.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak manajemen Kawasan industry Union Batu Ampar belum dapat dikonfirmasi guna dimintai keterangan dan mempertanyakan persoalan izin yang dikantongi pihaknya terkait keberadaan depo peti kemas (Kontainer) yang persis  bersebelahan dengan pemukiman warga Bengkong Polisi dan warga Bengkong Kartini.


Raden

Tags


Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator sebagaimana diatur dalam UU ITE. #MariBijakBerkomentar.



Posting Komentar

[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.