Sibuk Meredam Gafatar, Zionis Syiah Siap Penggal Muslim Indonesia

Inilah pimpinan zionis Syiah, Khomenei

JAKARTA - Pemerintah Indonesia kini disibuukan oleh kelompok sesat Gafatar, yang diungsikan dari Kalimantan. Namun sayang, sesungguhnya ancaman terbesar bagi republik dan ummat Islam di negeri ini adalah Zionis Syiah.

Ratusan ribu orang pengungsi Iran (Syiah) diprediksi telah menyusup ke tanah air. Mereka adalah para pemuda yang telah siap memenggal umat Islam Sunni (Ahlulsunna).

Muslim Arab Saudi dan belahan dunia lain termasuk Indonesia, kian terancam oleh hegemoni zionis Syiah Iran. Terlebih kini negeri penganut nikah mut’ah (kawin kontrak) itu telah bebas dari sanksi ekonomi yang disebut-sebut selama ini hanyalah skenario barat agar dunia berempati pada bangsa majusi tersebut.

Bahkan baru-baru ini, anggota parlemen Iran yang bernama Ali Ridha Zakani mengungkapkan bahwa tiga ibu kota negara di Arab sudah berada di genggaman zionis Syiah Iran.

“Mereka semua mengikuti jejak langkah revolusi Iran,” ujar anggota parlemen wakil dari Teheran itu, seperti dilansir dari laman surat kabar almesryoon.

Tiga ibu kota yang dimaksud oleh Zakani adalah Beirut Libanon, Damaskus Suriah, dan Baghdad Irak. Kemudian Zakani melanjutkan pernyataannya bahwa apa yang sedang terjadi di Shan’a, Yaman, juga merupakan perpanjangan dari revolusi Iran.

Di hadapan anggota parlemen, ia menyebut bahwa saat ini Iran sedang menghadapi al-Jihad al-Akbar. Istilah itu dia sebut untuk menamakan proses penyebaran revolusi Iran (faham zionis Syiah) di negeri Arab atau bahkan di dunia Islam.

Kondisi yang terjadi Yaman saat ini semakin menguatkan cengkraman zionis Syiah di tanah Arab. Praktis kota Mekah dan Madinah telah terkepung.

Di sebelah utara ada Irak kemudian Suriah, sebelah timur ada kota-kota basis zionis Syiah seperti Qatif dan kota-kota di Bahrain serta Kuwait, dan sekarang ditambah Yaman di sebelah selatan.

Tentu saja hal ini menjadi perkara serius bagi keamanan Arab Saudi dan diyakini sangat berpotensi berdampak pada kenyamanan ibadah haji dan umrah, menyusul zionis Syiah acap kali membuat kegaduhan di tanah haram dan meresahkan jamaah lainnya di sana.

Zionis Syiah tak segan-segan menggela demonstrasi di masjid Nabawi, bahkan yang teranyar saat insiden Mina yang menewaskan ribuan jamaah tahun lalu diduga kuat ulah dari zionis Syiah yang dendam pada Islam sunni.

Seperti yang dialami Hassan Amini (69) warga Kota Sanandja Provinsi Kurdistan Iran. Setiap Hari Jumat adalah hari yang pedih dan getir baginya, betapa dia dan teman-temannya harus hidup menanggung penghinaan.

Sebagai seorang ulama Sunni, Hassan tak diperkenankan naik ke podium dan memberikan khotbah Jumat di masjid kampungnya sendiri. Siapa khatib salat Jumat pada hari itu sudah ditunjuk oleh penguasa Iran di Teheran. Sudah tentu sang pengkhotbah adalah zionis Syiah majusi dan bukan seorang muslim Sunni.

Nah, bagaimana dengan di Indonesia. Strategi yang dilakukan Zionis Syiah untuk menguasai suatu negara, hampir serupa dengan apa yang dilakuan Amerika Serikat dan Israel. Mereka menimbulkan kekacauan, fitnah kemudian memanfaatkan situasi tersebut untuk menguasai suatu negara untuk menguras harta kekayaan alamnya. (berbagai sumber)
Tags


Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator sebagaimana diatur dalam UU ITE. #MariBijakBerkomentar.



Posting Komentar

[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.