Inilah Bukti-bukti Kejanggalan Teror di Jakarta

JAKARTA - Kejanggalan demi kejanggalan dalam teror di Sarinah Thamrin Jakarta terus bermunculan. Selain dikaitkan dengan pengalihan isu divestasi PT Freeport, para pelaku juga disebut-sebut sudah tidak punya harapan hidup lagi, karena mereka adalah mantan para napi yang telah ditarget.

Kini muncul lagi dugaan bahwa kasus teror Thamrin adalah skenario elit polisi dan TNI. Logika menggelitik ini diungkapkan oleh Guru Besar Universitas Pertahanan Prof Salim Said.

"Kenapa semua pelaku ditembak mati? Kenapa tidak dilumpuhkan saja supaya kemudian bisa diinterogasi?" tanya Salim dalam diskusi 'Mengapa Teror Jakarta Gagal Meneror Kita?' bersama Populi Center di Gado-gado Boplo, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (16/1/2016).

Mantan Kepala Densus 88 Irjen (Purn) Bekto Suprapto langsung menjawab pertanyaan itu. Menurut dia, ada kondisi-kondisi di lapangan yang membuat anggota menembak mati teroris di tempat.

"Pengalaman saya dahulu, teroris itu pasti membawa bom dua jenis. Ada yang langsung meledak dan ada yang pakai delay 2-3 detik. Mereka selalu siap menekan pemicu kapan pun. Pilihannya ada dua, pertama menembak mati teroris atau kedua teroris meledakkan bom yang bisa membunuh polisi dan orang-orang sekitar," jawab Bekto.

Selain itu perlu diketahui bahwa semua teroris sebetulnya sudah siap untuk mati. Mereka, kata Bekto, lebih memilih mati ketimbang diinterogasi.

"Pernah suatu ketika anak buah saya bertanya, jika ada teroris yang mendekat ke saya kemudian dia buka rompi untuk meledakkan diri, apa yang harus dilakukan? Saya jawab, tembak kepalanya," imbuh Bekto.

Sebetulnya anggota di lapangan tidak serta merta memutuskan untuk membunuh teroris. Sering kali penyebabnya adalah baku tembak, sehingga tembakan bisa langsung membunuh atau hanya melumpuhkan jika mengenai bagian tubuh tertentu saja.

Salim kemudian bertanya lagi, apakah mungkin ada pasukan khusus yang katakanlah penembak jitu hanya membawa senjata melumpuhkan?

"Dalam kondisi mendadak seperti kemarin, perlu waktu untuk mempersiapkan posisi penembak jitu. Kita harus apresiasi kepolisian kita karena dengan spontan langsung turun ke lapangan," kata Bekto.

sumber: detik.com
Tags


Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator sebagaimana diatur dalam UU ITE. #MariBijakBerkomentar.



Posting Komentar

[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.