Ingin Percepatan Kerja, Ini Arah Kebijakan Jokowi di 2016



​JAKARTA - Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima hasil yang kurang memuaskan ketika menghadapi realisasi pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2015. Beberapa indikator makro ekonomi yang ditetapkan di awal, meleset di akhir tahun. Lalu bagaimana dengan target?

Salah satunya adalah pertumbuhan ekonomi. Proyeksi sementara, ekonomi di 2015 cuma akan tumbuh di kisaran 4,7% atau lebih rendah dari asumsi awal 5,7%. Sementara targetnya di 2016 adalah 5,3%.

Sedangkan inflasi dipatok sebesar 4,7% atau lebih tinggi dibandingkan realisasi 2015, yakni 3,3%. Surat perbendaharaan negara tiga bulan naik menjadi 5,5% dari realisasi sebelumnya yang sebesar 5,97%.

Nilai tukar rupiah dipatok pada posisi yang cukup moderat, seiring dengan situasi perekonomian global dan besar kemungkinan mengirimkan dampaknya ke Indonesia. Dolar Amerika Serikat diperkirakan mencapai Rp 13.900 atau lebih tinggi dari realisasi 2015 sebesar Rp 13.392. Harga minyak diperkirakan pada kisaran US$ 50 per barel.

Pemerintah juga menetapkan target pembangunan di 2016, yang meliputi pengangguran di kisaran 5,2-5,5%, angka kemiskinan 9-10%, gini rasio 0,39 dan indeks pembangunan manusia 70,1.

Modal pemerintah untuk mencapai target tersebut bisa dilihat dari postur APBN 2016. Nilai belanja mencapai Rp 2.095,7 triliun yang terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp 1.325,6 triliun dan transfer ke daerah dan dana desa Rp 770,2 triliun.

Adapun arah kebijakannya adalah percepatan kinerja aparatur pemerintah, mengarahkan subsidi menjadi tetap sasaran, pemenuhan anggaran kesehatan, peningkatan kesejahteraan masyarakat, penyediaan kebutuhan pokok perumahan dan mencipatakan pembangunan yang lebih merata.

Sumber : detik.com
Tags


Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator sebagaimana diatur dalam UU ITE. #MariBijakBerkomentar.



Posting Komentar

[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.