Indonesia Masih Rawan Gizi Buruk


BATAM - Indonesia masih rawan gizi buruk. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menunjukkan bahwa prevalensi anak balita dengan berat kurang akibat kurang gizi sebesar 17,9%, kependekan 35,6%, kekurusan 13.3% dan kegemukan 14 %.

Gangguan pertumbuhan anak balita itu sejak usia 6 bulan. Gangguan pertumbuhan berupa berat kurang, kependekan dan kekurusan banyak dialami anak di desa, orangtua berpendidikan rendah serta anak petani, nelayan atau buruh.

Oleh karenanya kita harus mengingat lagi pedoman 4 sehat lima sempurna. Ya, pola makan berdasarkan pada Pedoman Gizi Seimbang tidak berlaku sama bagi setiap orang.

Gizi seimbang akan berlaku berbeda pada masing-masing orang berdasarkan pada golongan usia, status kesehatan dan juga aktivitas fisik.

Pola makan berdasarkan PGS menekankan pada jenis makanan, proporsi makanan yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Tak hanya itu, PGS juga menyarankan untuk memperhatikan aspek penting di luar makanan seperti kebersihan makanan, aktivitas fisik dan juga pola hidup sehat lainnya.

Tak seperti pada pedoman 4 sehat 5 sempurna, susu tak lagi dipandang sebagai makanan sempurna. Telah lama susu dipandang sebagai makanan sempurna yang mampu menjadi jawaban akan masalah gizi.

Kini, susu telah dibuktikan tak sesempurna yang dipandang selama ini. Susu sebenarnya adalah salah satu sumber protein hewani yang juga bisa didapatkan melalui telur, ikan dan daging.

Oleh karena itu, dalam Pedoman Gizi Sehat, susu diposisikan sama seperti golongan protein hewani lainnya. Bahkan dalam segi kualitas protein, telur lebih direkomendasikan karena daya cerna proteinnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu.
Tags


Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator sebagaimana diatur dalam UU ITE. #MariBijakBerkomentar.



Posting Komentar

[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.